Risiko
itu ada jika pembuat keputusan (perencana proyek) mampu mengestimasi
kemungkinan-kemungkinan (probabilitas) yang berhubungan dengan berbagai variasi
hasil yang akan diterima salama investasi sehingga dapat disusun distribusi
probabilitasnya.
Ketidakpastian
ada jika pembuat keputusan tidak memiliki data yang bisa dikembangkan untuk
menyusun suatu distribusi probabilitas sehingga harus membuat dugaan-dugaan
untuk menyusunnya.
Menurut Arthur J. Keown,
Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai
deviasi standar). Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected return –ER) dengan tingkat pengembalian
aktual (actual return). Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang
diperoleh dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka digunakan ukuran
penyebaran.
Alat statistika sebagai
ukuran penyebaran, yaitu :
·
Varians
: Varians merupakan salah
satu parameter dari suatu populasi, untuk data contoh, digunakan istilah
simpangan baku.
·
Standar
deviasi : Bilangan tak-negatif, dan memiliki satuan
yang sama dengan data. Misalnya jika suatu data diukur dalam satuan meter,
maka simpangan baku juga diukur dalam meter pula.
Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu
berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun
makro akan mendorong investor untuk melakukan strategi yang harus diterapkan
untuk tetap memperoleh return.
Adapun
kecenderungan investor terhadap resiko terbagi menjadi 3 jenis antara lain :
·
Risk
seeker : Investor yang menyukai risiko atau pencari risiko
·
Risk
neutral : Investor yang netral terhadap risiko
·
Risk
averter : Investor yang tidak menyukai risiko atau menghindari risiko
Risiko dalam portofolio dibedakan :
-
Risiko
sistematis : Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan
melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor
makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
Faktor yang mempengaruhi antara lain perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing dan kebijakan pemerintah.
-
Risiko
tidak sistematis :
Suatu risiko yang dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam
satu perusahaan atau industri tertentu. Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu
saham dengan saham lain.
Faktor yang mempengaruhi antara
lain struktur modal,
struktur asset,
tingkat likuiditas.
Beberapa
Jenis Resiko Investasi
-
Risiko
bisnis (business risk) adalah Risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas
perusahaan emiten.
-
Risiko
likuiditas (liquidity
risk)
adalah Risiko yang
berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera
diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
-
Risiko
tingkat bunga (interest rate risk) adalah Risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang
berlaku di pasar.
Salah satu teori untuk memperkecil
risiko yang sering kita dengar dan sering dipergunakan adalah yang disebut
dengan diversifikasi. Divesifikasi sendiri adalah upaya yang dilakukan
pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa
produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya. Kita pernah
mendengar Istilah Don’t put Eggs in One Basket? Yang
artinya adalah apabila kita memiliki banyak telur jangan menempatkan semua
telur tersebut di dalam satu keranjang. Jadi kalau keranjang tersebut jatuh
maka telur-telur tersebut tidak akan pecah semua. Sama dengan investasi. Untuk
memperkecil risiko jangan menempatkan investasi kita hanya ke satu produk saja.
Investasi bisa dilakukan dengan
menggunakan produk-produk investasi yang ditawarkan oleh institusi keuangan
atau produk keuangan maupun menggunakan juga produk non-keuangan. Menggunakan
kombinasi dari produk-produk tersebut juga ikut mengurangi risiko.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi adalah: properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll), kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk beberapa golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih banyak produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi mereka.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan untuk berinvestasi adalah: properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll), kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk beberapa golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih banyak produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi mereka.
Adapun untuk produk keuangan ada
banyak macamnya, antara lain produk perbankan seperti tabungan, deposito dan
SBI, produk pasar modal seperti saham, surat utang (obligasi), reksadana,
valuta asing (mata uang), indeks,future dan banyak lagi produk
investasi baik yang ditawarkan secara lokal maupun yang dijual di luar negeri.
Kombinasi dari produk keuangan dan
non-keuangan bisa membantu memperkecil risiko. Contoh, bursa turun dan harga
saham hancur di bulan Jul–September yang terjadi justru harga emas logam mulia
sempat naik cukup tinggi. Meskipun pada akhirnya logam mulia juga ikutan turun,
akan tetapi dalam kondisi saham turun total investasi kita saat itu tidak turun
terlalu dalam. Itu salah satu contoh keuggulan dari diversifikasi.
Meskipun investor guru Warren
Buffett pernah mengatakan bahwa diversifikasi diperlukan untuk orang yang tidak
mengerti apa yang mereka lakukan (dalam investasi maksudnya), Dalam skala
tertentu, diversifikasi tidak hanya dilakukan dengan menggunakan produk
investasi di Indonesia akan tetapi bisa juga dengan menggunakan produk atau
investasi di beberapa negara. Akan tetapi kita juga harus berhati-hati, karena
penurunan bursa di suatu negara cepat atau lambat akan berdampak di negara
lain. Itulah sebabnya kombinasi antara produk keuangan dan non-keuangan sangat
disarankan. Sehingga ketika pasar sedang turun sekarang, kita tidak perlu panik
lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar